"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Sunday 2 May 2010

Tut Wuri Handayani

Anak muda harus sekolah
Nggak boleh menganggur
Untuk bekal di masa depan
Biar besar nggak jadi preman
..............

[Petikan Lirik dari Lagu Slank - Tut Wuri Handayani di Album Minoritas]


Seperti kita ketahui bersama, bahwasannya setiap tanggal 02 Mei selalu diperingati sebagai "Hari Pendidikan Nasional". Ya...hari ini adalah tanggal 02 Mei, artinya hari ini kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Untuk itulah pada coretan kali ini saya akan menyampaikan cerita mengenai Pendidikan.

Apa itu pendidikan?? Menurut Wikipedia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Eh...kok malah mumet ya.. jadi sok ilmiah gini hahaha...
Saya ambil intinya aja deh. Intinya Pendidikan itu adalah suatu proses belajar mengajar, artinya ada yang belajar [biasanya disebut murid] dan ada yang mengajar [biasanya disebut guru]. Lalu apa tujuan dari Pendidikan?? menurut saya tujuannya tentu untuk menyalurkan ilmu dari sang guru kepada murid, agar murid menjadi tahu dan pintar biar kalo' sudah besar nggak jadi preman [halah...padahal banyak juga lho yang jenjang pendidikannya sudah tinggi buanget tapi kelakuannya masih kaya' preman] hahaha...

Apakah kasus seperti cerita di atas, itu pertanda ada yang salah dengan Pendidikan??
Mungkin... ya mungkin ada yang salah dengan yang sedang belajar, atau mungkin yang mengajar, atau mungkin sistem belajarnya atau mungkin malah dari ketiganya hehehe...

Baik, sekarang akan saya coba uraikan kesalahan yang MUNGKIN terjadi dalam Pendidikan [ini hanya pendapat pribadi lho] :
Kesalahan dari orang yang belajar. MUNGKIN si murid malas mengikuti pelajaran dari sang guru, atau MUNGKIN si murid merasa kaya, akhirnya beli pelajaran dari sang guru [sekali lagi BELI pelajaran bukan MENYERAP pelajaran], atau MUNGKIN si murid memang dasarnya ndablek gak ketulungan, akhirnya sang guru nyerah menularkan ilmunya. Yah kalo' kemungkinan-kemungkinan di atas terjadi, tidak heran kalo' si murid besarnya jadi preman.

Kesalahan orang yang mengajar. MUNGKIN sang guru kurang telaten dalam menularkan ilmunya, hingga si murid pun menyerap ilmu dengan setengah-setengah, atau MUNGKIN sang guru sebenernya kurang menguasai ilmu yang akan diajarkan alias kurang berkompeten, hingga akhirnya ilmu yang ditularkan pating pecothot kesana kemari nggak sampai pada tujuan.
Kalo' kemungkinan-kemungkinan di atas terjadi, ya bisa aja si murid besarnya jadi preman.

Kesalahan sistem belajarnya. MUNGKIN sistem belajar yang sangat mahal, hingga si murid nggak sanggup bayar, akhirnya nggak jadi belajar, atau MUNGKIN sistem belajarnya monoton gitu-gitu aja, cuma menawarkan pelajaran atau materi orang lain yang sak plek disampaikan oleh sang guru tanpa adanya inovasi dari sang guru, alhasil si murid males mengikuti pelajaran, atau MUNGKIN bayarannya sang guru kurang kali, akhirnya sang guru males mengajar alias mengajar seadanya hahaha....
Sekali lagi kalo' kemungkinan-kemungkinan di atas terjadi, tidak menutup kemungkinan si murid besarnya tetep jadi preman.

Okelah kalo' begitu. Bisa menceritakan kesalahan yang ada, otomatis harus bisa menceritakan solusinya biar seimbang. Betul??!! [Kiwil mode on] hahaha....
Menurut saya [banyak banget kata-kata "menurut saya", ya biar kalo' ada kesalahan saya bisa langsung diperingatkan, bukan begitu? hehehe]. Jadi gini :
Solusi biar si murid tekun belajar, sang guru juga nyaman mengajar, dan sistem belajar yang ada juga berjalan dengan lancar maka harus ada sinkronisasi yang bagus antar tiga komponen tersebut. Si murid harus sadar bahwasannya dirinya masih goblok dan benar-benar butuh ilmu serta bimbingan dari sang guru, si murid harus sadar bahwasannya dirinya terjun ke dunia pendidikan benar-benar karena mengharapkan ilmu bukan yang lain.
Sang guru juga harus sadar bahwasannya tanggung jawab menjadi seorang guru itu sangat besar, jadi harus benar-benar telaten dan mampu berinovasi hingga tercipta suasana belajar yang nyaman dan nggak monoton. Kalau sudah memutuskan untuk jadi guru harus jadi guru yang profesional, artinya benar-benar berkompeten dan menguasai bidangnya.
Secara sitemik, mbok ya biaya belajar itu dimurahkan, hingga akhirnya murid-murid yang niat walau keadaan ekonominya cekak bisa terus lanjut belajar. Bayaran guru juga mbok ya yang pantas, biar kesejahteraan guru terpenuhi yang pada akhirnya sang guru bisa mengajar dengan nyaman. Sistem belajar yang ada mbok ya jangan hanya mengajarkan suatu teori seseorang [artinya plek nyonto buku si A atau si B], tapi juga ditekankan bagaimana agar nantinya si murid bisa berwirausaha, artinya jika si murid nanti lulus bisa membuka lapangan kerja [masa' selama ini sistem pendidikan yang ada cuma banyak menghasilkan lulusan pencari kerja hehehe...]

Yah itulah mungkin sedikit coretan, cerita, dan celoteh untuk edisi kali ini, edisi "Hari Pendidikan Nasional". Saya hanya bisa berharap semoga mutu Pendidikan negeri ini bisa lebih baik lagi...lagi...dan lagi. Mohon maaf kalo' tulisannya pating pecothot dan kurang nyambung, maklum saya sudah ngantuk, kopi di cangkir juga sudah habis hahaha...
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih sebanyak dan sedalam-dalamnya kepada seluruh para guru di mana pun berada, khususnya kedua orang tua saya yang notabene keduanya adalah seorang Guru SD. Saya sangat bangga, karena engkaulah pahlawan pendidikan...!!


share on facebook

0 Komentar:

Post a Comment