"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Thursday 20 May 2010

Selamat Jalan Mbah...


Innalillahi Wa Inna Illahi Rojiun. Dunia seni Indonesia kembali berduka, hari ini Kamis, 20 Mei 2010 Sang Maestro Keroncong asal Solo, Gesang Martohartono meninggal dunia karena sakit. Tidak dipungkiri bahwasannya Mbah Gesang pencipta lagu Bengawan Solo yang tersohor tersebut memang sudah sepuh.

Mbah Gesang banyak menciptakan lagu-lagu keroncong yang melegenda, diantaranya Jembatan Merah, Ojo Lamis, dan Caping Gunung. Bahkan lagu Bengawan Solo sendiri telah diterjemahkan kurang lebih ke dalam 13 bahasa. Dan Alhamdulillah banyak lagu-lagu dari beliau [kalau tidak salah ada 44 buah lagu] telah dipatenkan dan telah mendapat pengakuan dari Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sejak 1 Oktober 2009. [sumber]

Selamat jalan Mbah, semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah panjenengan. Kami akan terus mengenang dan melestarikan karya-karya njenengan.

*Jadi keinget waktu jaman kuliah dulu, lesehan minum kopi, nggenjreng gitar kecruk [gitar kecil, biasanya terdiri dari 4 senar], sambil menyanyikan lagu Bengawan Solo*

share on facebook

Cerbung : Perjalanan Panjang - Part III [Tamat]


Wuuaaaa.... cerita bersambung ku terbengkalai. Mohon maaf atas keterlambatannya, hal ini dikarenakan penulis sedang sakit, dan ada sedikit permasalahan yang mengganggu otak penulis hingga akhirnya tersendatlah cerita bersambung ini. Maafkanlah...

Cerita sebelumnya.....

Sam Kiwa temen kami, Slankers asal Malang datang juga akhirnya, dilanjutkan Val dan Andiey bersama Cugank asal Sidoarjo. Ada Bang Ali asal kediri juga, terus rombongan temen-temen asal Jombang yang datang membawa mobil. Wah... rasa solidaritas Slankers benar-benar terlihat saat itu.

[Masih] Sabtu, 15 Mei 2010
Akhirnya kami minus Apunk [nggak ikut, karena nggak enak ninggal si Apunk Jr.], berangkat menuju lokasi konser. Nggak peduli penuh sesaknya penonton kala itu, semangat kami untuk masuk dan mengikuti suasana konser tidak terbendung lagi [maklum sudah lama banget nggak mersakan suasana konser]. Acara Karnaval SCTV pun dibuka dengan penampilan SLANK yang membawakan lagu Mars Slankers dilanjutkan Loe Harus Grak..!! Suasana konser mulai sedikit ricuh membuat kami berpindah ke tempat yang sedikit tenang, akhirnya di putuskanlah nonton konser di area belakang dekat dengan layar besar yang menayangkan suasana panggung.

Sesekali keributan kecil terjadi antar penonton konser di area tengah, bahkan yang bikin aku nggak habis pikir, sempat terjadi insiden kecil antara aparat coklat dan hijau, ah...entahlah apa yang melatar belakangi itu semua. Tapi kesimpulannya sih konser malam itu sangat meriah dan bisa dibilang sukses. Sebagian besar penonton puas joget dan nyanyi bareng idola mereka, sampai ada beberapa aparat juga yang ikutan joget dan mengacungkan dua jari sebagai tanda PISS [walau pun aparat, toh mereka juga manusia biasa yang juga memerlukan hiburan]. Di tengah acara Magma dan Sam Kiwa pamit, karena ada acara dengan teman-temannya yang lain.

Gerimis mulai datang... semakin deras... semakin deras, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke rumah yang dibuat basecamp nongkrong. Ternyata tempat nongkrong semakin ramai, banyak yang berteduh di situ. Duduk, ngobrol, merokok sambil menunggu hujan reda, tapi kenyataannya hujan semakin deras hahaha. Kurang lebih jam 23.00 WIB hujan pun mulai mereda. Akhirnya kami putuskan untuk pulang, setelah pamit dan memberi uang parkir ala kadarnya kepada si empunya rumah tentunya. Manyunk dan Oedien beserta rombongan entah kemana karena sudah menghilang. Aku, Cha, Apunk, Memen, Samid, Val, Andiey, Cugank dan Bert naek motor kembali ke rumah Mas Bejo di daerah Tidar. Wuzz... Wuzz.. nyampe' juga di rumah Mas Bejo, di sana ternyata sudah ada beberapa anak dari komunitas SFC Malang, dan ternyata juga si empunya rumah plus Boz KJ blom datang. Akhirnya kami minus Apunk memutuskan untuk cari makan, byuh bener-bener laper. Ketemu juga penjual nasi goreng yang masih buka di perempatan Tidar. Alhamdulillah...

Pas mau makan, criing HP berbunyi ada telepon dari Oedien, "Sam, iso nyusul aku karo arek-arek gak?? Aku wes gak kuat mlaku" ["Mas, bisa nyusul anak-anak nggak? Aku sudah nggak kuat jalan"], tanya Oedien. Astaghfirullah... ternyata Oedien dan rombongan jalan kaki dari lapangan Rampal menuju rumah Oedien di dekat daerah Tidar. "Posisi neng endi? butuh sepeda piro?" ["Posisi dimana? butuh motor berapa?], tanyaku kemudian. "Daerah BCA, wong enem, butuh motor telu, Mas" ["Daerah BCA, orang enam, butuh motor tiga, Mas"], kata Oedien. "OK, enteni diluk sek ya, iki lagi arep mangan, Dien" ["OK, tunggu sebentar ya, ini masih mau makan, Dien"], kataku. Wat... wet... wat... wet... makan malam sudah selesai, saatnya menjemput rekan-rekan. Aku, Cugank, dan Andiey berangkat membawa motor masing-masing. Sementara Val, Cha, dan Bert stay tune di warung nasi goreng dan memesan kopi sambil nunggu aku dan yang lainnya kembali.

Keliling-keliling seputaran kota Malang... Yah mungkin bisa dikatakan sesuatu yang aneh. Kenapa mesti aneh?? Lha bayangkan aja... mencari orang di daerah yang belum pernah aku kenal sama sekali hahaha.... Tanya sana tanya sini, dimana kantor BCA pusat... puter-puter dan akhirnya Pet...!! HP-ku mati... mampus, gimana mau menghubungi Oedien nih... Ganti HP, eh percuma ternyata nomer contact aku simpan di memori HP [bodohnya aku hahaha...]. Dengan mengucap bismillah akhirnya aku taruh aja kartu nomerku ke HP nya Andiey, dengan harapan Oedien menghubungiku. Keliling-keliling lagi... puter-puter lagi, dan sesampainya di perempatan alun-alun Malang, tiba-tiba... Braakk...!! Sebuah sepeda motor yang dikemudikan oleh seseorang jatuh tergelincir saat mau berbelok menuju arahku, jadi kurang lebih posisinya seperti ini : aku melaju lurus dari arah barat menuju timur, nah di perempatan ada motor dari utara berbelok menuju ke arah barat [arah asalku], untung tidak sampai bertabrakan, orang tersebut jatuh karena kaget dan akhirnya tergelincir.

Aku bantu dia berdirikan motornya, trus aku bilang, "Maaf mas, hati-hati... mau kemana?" Dia jawab, "Sudah nggak apa-apa, ini mau beli obat" Hingga kemudian terjadi sedikit ketegangan, saat pengendara lain datang dan langsung emosi melabrak aku dan teman-teman, "Sampeyan itu salah jalur... sampeyan yang salah, asal mana sampeyan?? Matanya nggak ngawasi!!", labraknya. Mampus... ternyata aku yang salah jalur... ahahahaha... [maklum namanya juga baru pertama kali keliling kota Malang, mau tanya juga susah cari orang, lha wong udah jam 2 pagi hahaha....]. Berhubung aku dan teman-teman yang salah, ya sudah dengan gentlenya kami minta maaf, kami mengaku salah karena nggak tau jalur. "Lain kali kalo bingung nggak usah keluyuran, Mas" kata pengendara lain yang emosi. "Sampeyan mesti tanggung jawab, sampeyan yang salah, atau mau berurusan dengan polisi??!!" tanyanya sambil menunjuk pos polisi di seberang jalan [di pos polisi ter parkir 2 sepeda motor BM milik polisi, dan kaya'nya polisinya sedang tidur di dalam pos]. Waduh... jangan sampai deh urusan sama polisi, mana Cugank nggak punya SIM lagi hahaha... "Tenang mas, nggak usah bawa-bawa polisi, kami pasti tanggung jawab kok", kataku sambil memeriksa motor yang jatuh tadi. Dirasa nggak ada kerusakan yang parah, akhirnya pengendara yang agak emosi tadi bilang, "Ya udah kalo' memang nggak ada yang rusak, paling nggak sampeyan kasih lah uang kaget buat mas yang jatuh, kasihan. Lain kali hati-hati tolah-toleh matane". Akhirnya Andiey kasih uang Rp. 10.000 buat mas yang jatuh dari motor tadi sebagai uang kaget, tak lupa sekali lagi kami minta maaf. Alhamdulillah permasalahan pun selesai. Eh... belum selesai ding, kami mesti melanjutkan pencarian Oedien dkk. Wuaaaa....

Akhirnya, HP Andiey bunyi, alhamdulillah ada telepon dari Oedien, ternyata karena terlalu lama menunggu kami, Oedien melanjutkan jalan sendiri menuju rumahnya untuk ngambil Vespa kesayangannya. "Mas, dimana??", tanya Oedian. "Nggak tau dimana, ini di dekat kantor Radar Malang, Dien", jawabku. "Yawes tunggu situ aja mas, aku mau ke situ", kata Oedien. Akhirnya Oedien datang juga, perjalanan kembali kami lanjutkan menyusul anak-anak lain yang sedang kelelahan di jalan. Untuk kali ini kami yakin nggak akan kesasar, karena ada Oedien sebagai penunjuk arah hehehe...
Sampai juga di tempat anak-anak yang sedari tadi nunggu jemputan, langsung angkut mereka menuju rumah Oedien. Wuzz... wuzz nyampe' juga di rumah Oedien, setelah "meletakkan" temen-temen, kami kembali ke warung diperempatan Tidar untuk menjemput Cha, Val, dan Bert. Wah ternyata warung sudah tutup, anak-anak sudah pada ngantuk di emperan toko hahaha.... kasian.

Perjalanan kembali dilanjutkan menuju garis finish terakhir di rumah Mas Bejo. Sesampainya di rumah Mas Bejo, aktivitas malam sebelumnya kembali terulang. Ngobrol berbagai macam hal sampai pagi hari yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas molor bareng hahaha...

Minggu, 16 Mei 2010
Hari ini hanya diisi dengan ngobrol-ngobrol ringan antara aku, Boz KJ, Mas Bejo, Cha, Memen, dan Afif [orang-orang yang masih tersisa di rumah Mas Bejo] sampai sore hari. Sekitar jam 15.00 WIB kami semua bersiap meninggalkan kota Malang.
Aku dan Cha bersiap pulang menuju Jember, karena HP mati aku nggak bisa menghubungi Val dan Andiey, hingga alhirnya aku pulang sendiri. Perjalanan lumayan lancar, hanya sedikit terganggu dengan gerimis sepanjang perjalanan dari kota Malang menuju perbatasan Pasuruan. Wuzz... wuzz... maghrib menjelang sesampainya kami di Probolinggo, sholat dulu sambil istirahat sejenak. Kemudian perjalanan dilanjutkan. Sesampainya daerah Klakah mendadak, jalanan menjadi gelap... Ah, listrik ternyata padam. Cha mengajak untuk mampir sejenak di rumah temannya di Klakah. Oke lah, nggak apa-apa itung-itung istirahat, pikirku. Setelah kurang lebih setengah jam beristirahat, kami lanjutkan perjalanan. Masuk daerah lumajang susana tetap gelap, angin bertiup cukup kecang. Wedeh... susana malam itu bener-bener mencekam, lampu di jalanan mati, angin kencang, jalanan sepi, benar-benar membuat hati nggak tentram. Aku pacu motor dengan kecepatan yang cukup tinggi [apalagi kalo' liat spion, trus merasa ada motor yang mengikuti... waduh... makin tambah kenceng aja dah hahaha...]. Ternyata malam itu terjadi pemadaman listrik dengan cakupan wilayah yang cukup luas, kira-kira mulai kecamatan Klakah, Lumajang sampai... entahlah sampai mana, yang jelas sesampainya aku dirumah [kecamatan Bangsalsari, Jember] kurang lebih jam 22.00 WIB suasana masih tetap sama, listrik padam disertai angin kencang. Sampai di rumah bercengkerama sejenak bersama keluarga kemudian dilanjutkan istirahat. Usai sudah perjalanan panjangku... [Tamat]

[Entahlah.... sangat-sangat lama aku menyelesaikan tulisan ini, ada sesuatu hal yang membuat aku malas untuk meneruskan cerita ini. Ada sesuatu hal yang sangat mengganjal hati, tapi aku sendiri nggak tau. Tapi dikarenakan cerita bersambung bagian satu dan dua sudah terbit, akhirnya dengan berat hati, aku posting juga cerita ini sampai selesai]



share on facebook

Wednesday 19 May 2010

Cerbung : Perjalanan Panjang - Part II

Cerita sebelumnya.....

Karena benar-benar sudah lelah, kami yang masih tersisa akhirnya memutuskan untuk istirahat. Yah... it's time to mbathang alias molor alias tidoorr...!!


Sabtu, 15 Mei 2010
Zzzz... zzzZ... kurang lebih jam 11.00 WIB aku terbangun, waduh sudah siang ternyata. Keluar kamar terus ke teras rumah, sudah ada Cha yang kelihatan seger [dah mandi kaya'nya ni orang], Apunk beserta keluarga. Mas Bejo dan Boz KJ ternyata masih belum bangun.
Celingak-celinguk cari air putih, tapi adanya cuma kopi. Nggak masalah langsung minum aja, lumayan itung-itung buat gosok gigi [hahaha...]. Lanjut bakar rokok plus ngobrol-ngobrol bentar bareng Cha dan Apunk.

Adzan Dzuhur berkumandang, saatnya mandi sekalian ibadah sholat. Selesai mandi, alhamdulillah badan terasa seger. Ambil HP sms Ojeb Kampungan [temen Slankers Malang], "Boz, gak mrene? Aku neng Tidar" [Boz, nggak kesini? Aku di Tidar"], isi sms ku. "OK bentar lagi kesana", kurang lebih begitu balesan sms Ojeb. Sambil menunggu Ojeb datang, Mas Bejo bangun, eh... Boz KJ juga bangun. Setelah selesai mandi semua, Mbak Sha [istri Mas Bejo] menyuruh kami semua makan [breakfast sekaligus lunch hehehe...]. Pas mau makan, eh Ojeb datang hahaha... sosok yang selama ini hanya aku kenal melalui dunia maya akhirnya hari itu bisa bertatap muka langsung, bisa jagongan langsung hahaha... Sehabis makan, seperti biasa kami semua kembali kumpul di teras rumah, merokok, ngobrol dan bercanda.

Kemudian Mas Bejo ngajak ke lapangan Rampal, karena ada urusan sama crew-nya SLANK. Aku sendiri sebenarnya punya rencana pingin ngopi dulu bareng Ojeb, tapi nggak enak juga kalo' Apunk berangkat sendiri ke lapangan Rampal. Akhirnya di putuskanlah Mas Bejo, Mbak Sha, dan Boz KJ menuju backstage di Rampal. Aku, Cha, Apunk berserta keluarganya menuju lokasi konser di lapangan Rampal. Sementara Ojeb mesti pulang mengembalikan motor yang dipinjamnya dari NYonk. Ternyata Apunk sendiri nggak tau rute menuju lapangan Rampal [apalagi aku.. lha ke Malang aja baru pertama kali ini hahaha...], akhirnya Ojeb berinisiatif mengantar kami, walau nggak sampai tujuan utama di lapangan Rampal tapi paling tidak ada pemberi arah kemana kami mesti melaju [matur nuwun mas Ojeb]. Seperti biasa, karena hanya berbekal ingatan petunjuk dari Ojeb, tiap kebingungan kami selalu bertanya. Memang benar adanya bahwasannya "Malu bertanya sesat di jalan" hahaha... Tanya sana tanya sini, akhirnya kami pun sampai di lokasi lapangan Rampal. Suasana sudah mulai ramai. Banyak orang-orang yang mulai berdatangan ingin menyaksikan kemeriahan acara konser Karnaval SCTV yang akan dimulai malam hari itu.

Aku, Cha, plus Apunk beserta keluarga duduk nglumpuk di trotoar seberang jalan pintu gerbang masuk ke lapangan Rampal, istirahat sejenak sambil nunggu temen-temen yang lain datang. Melalui sms dan telepon kami sampaikan posisi nongkrong kami kepada temen-temen yang mau datang. Seorang temen datang, si Magma dari Surabaya dilanjutkan dua orang temen lagi datang, Manyunk dari Semarang dan Oedien dari Pati [aslinya sih Malang ding]. Suasana semakin rame, ngobrol, becanda. Tak terasa petang pun menjelang. Apunk mencoba minta ijin kepada pemilik salah satu rumah untuk dijadikan tempat kami memarkir motor, dan alhamdulillah diijinkan. Untuk sementara kami berpindah tempat ngobrol, pindah ke teras rumah. Suasana menjadii rame, karena teman-teman dari berbagai kota mulai berdatangan. Sam Kiwa temen kami, Slankers asal Malang datang juga akhirnya, dilanjutkan Val dan Andiey bersama Cugank asal Sidoarjo. Ada Bang Ali asal kediri juga, terus rombongan temen-temen asal Jombang yang datang membawa mobil. Wah... rasa solidaritas Slankers benar-benar terlihat saat itu.
Bersambung.....


share on facebook

Tuesday 18 May 2010

Cerbung : Perjalanan Panjang - Part I








Jum'at, 14 Mei 2010
Hari ini memantapkan hati untuk pergi ke kota Malang. Tujuan ke kota tersebut yang pertama adalah untuk bersilaturrahim dengan beberapa teman, yang kedua adalah memenuhi undangan rapat kecil-kecilan antar Slankers se-Jawa Timur di rumah Mas Bejo Sandy [Ketua Slank Fans Club Malang], dan yang ketiga adalah untuk nonton acara konser Karnaval SCTV, dimana salah satu bintang tamunya adalah grup musik rock SLANK.

Berangkat dari Jember, kurang lebih jam 15.30 WIB naek motor kesayangan bersama temen-temen. Berangkat bonceng Cha, terus Andiey boncengan bareng Val. Bismillahirrahmanirrahim, dengan berbekal niat, uang, dan kemampuan membaca rambu lalu lintas petualangan pertama kami naek motor menuju kota Malang pun dimulai.

Alhamdulillah cuaca terang nggak hujan. Perjalanan lumayan lancar. Motor digeber dengan kecepatan sedang, yah kurang lebih cuma 70-80 km/jam. Nggak terasa Kabupaten Jember sudah kami lewati, masuk ke Kabupaten Lumajang. Sekitar jam 17.35 WIB kota Lumajang telah selesai kami lewati, masuk ke Kota Probolinggo. Di Probolinggo kami istirahat sejenak melepas lelah sambil menunaikan ibadah sholat maghrib.

Setelah istirahat [sangat singkat], perjalanan pun kami lanjutkan. Suasana mulai gelap karena petang mulai menjelang, membuat kami harus memasang konsentrasi tinggi saat mengendalikan motor. Lumayan terasa, akhirnya masuk perbatasan Probolinggo dan Pasuruan, sial...!! jalanan rusak, aspal nggak rata dan banyak yang berlobang. Cha bolak-balik teriak kecil saat motor menerjang gundukan aspal dan aspal berlobang. "Hiyaaa... Awas...!!" teriak Cha. Hahaha...

Wuzz... wuuzz... motor terus melaju. Dengan mengikuti arah rambu lalu lintas, dari Pasuruan kami belok ke kiri menuju arah kota Malang. Sekitar jam 20.00 WIB kami mulai memasuki kota Malang. Kemudian kami pun berhenti di pertigaan [ah... entahlah pertigaan apa namanya, yang jelas kami sudah berada di kota Malang]. Val pun menelpon Nenz, teman kami asal Lamongan yang sedang menyelesaikan kuliahnya di Malang. Setengah jam kemudian Nenz datang menjemput kami. Perjalanan kembali kami lanjutkan menuju kost-kostan Nenz.

Belok kiri... kanan... kiri... kanan... kanan... kiri... kiri... kiri... kanan... kanan.. hadoh, aku ketinggalan. Motor Andiey dan Nenz sudah lenyap dari pandangan. Bodoh lah... dengan berbekal insting yang nggak terlalu kuat [karena kecape'an kali], kami [Aku dan Cha] pun mencoba mencari-cari mereka menyusuri jalan, dan alhasil kami kesasar entah dimana...!! Hahahaha. Terpaksa aku telepon Nenz dan minta jemput, seperempat jam kemudian Nenz datang dan menuntun kami menuju kostannya. Sesampainya di kostan kami istirahat sejenak kemudian makan dan ngopi di warung.

HP ku berbunyi, eh ada sms dari Boz KJ [admin slank.com]. "Dimana loe?" tanya Boz KJ melalui sms. "Baru aja datang, ni lagi di kostan temen di daerah Candi Panggung", balasku. "Kesini cepet ke rumah Mas Bejo", balas Boz KJ kemudian. "Hadoh, ane baru nyampe' ni boz... besok pagi aja deh ya?", balasku. "Ah... payah loe, pokoknya harus sekarang...!!", kata Boz KJ. Rokok aku nyalakan, sambil sedikit berpikir akhirnya sms aku balas. "Iya deh ane menuju kesana". Pertimbangannya sih, karena nggak memungkinkan aja 4 orang [Aku, Cha, Val, dan Andiey] tidur di 1 kamar kostan, mana si Cha cewek lagi, ntar ketahuan ibu kost bisa berabe, mana si Nenz lagi nggak enak badan juga, ntar aku malah ngrepoti.

Setelah cukup istirahat, bakar rokok, dan menyruput segelas kopi aku dan Cha pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah Mas Bejo di daerah Tidar, Malang. Berbekal petunjuk yang disampaikan Nenz dan [lagi-lagi] kemampuan membaca penunjuk jalan nanti, aku dan Cha pun berangkat menuju daerah Tidar. Wuzz... Wuuzz... motor kembali melaju. Setiap ada pertigaan atau perempatan dan dirasa kami bingung, kami turun dari motor untuk bertanya kepada orang-orang yang kami temui di pinggir jalan, mulai dari orang yang sedang memandikan truk, sopir taksi, tukang nasi goreng, telepon NYonk [teman Slankers asal Malang], sampai bapak-bapak penjaga pos di daerah Tidar [untuk semuanya, terima kasih atas bantuannya]. Akhirnya kami pun sampai juga di rumah Mas Bejo [itupun setelah berpusing-pusing ria menyusuri daerah Tidar dan telepon Boz KJ].

Sesampainya di rumah Mas Bejo, kami disambut hangat oleh temen-temen Slankers asal Jawa Timur yang sejak siang sudah berada di situ. Ada Samid asal Malang, Mas Novan dan Setyo asal Blitar, Memen asal Surabaya, Ebix asal Pasuruan, dan Apunk beserta anak dan istrinya asal Jombang [mohon maaf kalo' ada yang kelupaan aku sebut yah... halah...]. Eh... ternyata si Tuan Rumah sedang nggak ada dirumah, karena sedang sibuk mempersiapkan acara Karnaval SCTV besok. Setelah saling memperkenalkan diri, berjabat tangan, dan berbasa-basi sedikit, kami pun mulai larut dalam suasana rapat kecil-kecilan yang membahas tentang "Mau dibawa kemanakah Slank Fans Club nantinya??" [bahasan yang cukup berat juga ternyata... hahaha].

Mas Bejo, si Tuan Rumah akhirnya datang. Obrolan kembali kami lanjutkan, semakin malam semakin seru. Ditemani beberapa cemilan, kopi, dan rokok benar-benar membuat suasana semakin hidup. Tapi kemudian Mas Novan dan Setyo asal Blitar mohon pamit undur diri. It's OK obrolan tetap dilanjutkan, Bagaimana keadaan SFC [Slank Fans Club] sekarang?, Mau diapakan SFC ke depannya?? yah..kurang lebih itulah obrolan kami malam itu, selain saling sharing informasi dan pengalaman masing-masing. Tak terasa adzan subuh pun berkumandang, What??! ternyata sudah subuh. Walau sedikit lelah, obrolan kami tetap seru dan semakin menggigit [gigi kali menggigit... hahaha]. Benar-benar di luar dugaan, obrolan panjang kami berakhir jam 08.00 WIB pagi...!!! Karena benar-benar sudah lelah, kami yang masih tersisa akhirnya memutuskan untuk istirahat. Yah... it's time to mbathang alias molor alias tidoorr...!!
Bersambung.....

share on facebook

Tuesday 11 May 2010

Ada Apa Denganmu??


Ah...ada apa sesungguhnya denganmu wahai partner sejatiku??
Sengajakah engkau membuatku terbakar emosi??
Ah...semakin bingung aku menghadapi sikapmu...!!

[Hahaha...sorry kalo sok romatis]

Itu hanya ungkapan suara hati seorang OP Warnet [red : Penulis] yang sedikit emosi menghadapi tingkah laku partner sejatinya. Siapakah partner sejati sang penulis a.k.a OP Warnet ini?? Jawabnya adalah "Pihak Ketiga". Lho...siapa lagi pihak ketiga ini?? Hahaha... jawabnya ada di sini.

Ya...partner sejati penulis a.k.a OP Warnet dalam mencari nafkah adalah penyedia layanan ISP untuk koneksi internet dan penyedia layanan listrik [biasa aku sebut "Pihak Ketiga"], yang kesemuanya adalah milik negara.

Hari ini, kedua penyedia layanan tersebut "bertingkah" menyebalkan yang cukup mengganggu kenyamanan penulis dalam mencari nafkah sebagai OP Warnet.

Derita penulis [hahaha...] dimulai kurang lebih sejak pukul 10.00 WIB pagi tadi. Tiba-tiba saja koneksi internet menjadi terputus. Aku anggap itu sebagai suatu kewajaran [karena setiap hari memang pasti mengalami koneksi putus beberapa saat]. Aku tunggu 10 menit, 15 menit koneksi internet belum juga tersambung. Beberapa client di warnet mulai meninggalkan meja masing-masing. Sambil tetap tersenyum aku layani mereka saat melakukan transaksi pembayaran billing, tidak lupa sambil berucap, "Maaf ya mas, mbak koneksi internetnya putus, kaya'nya memang dari ISP nya..."

30 menit telah berlalu, koneksi internet masih belum juga tersambung, dan kini warnet sudah sepi nggak ada client nya hahaha... Hati mulai terbakar emosi. HP berbunyi, ada sms dari seorang teman, "Mas, koneksi internetnya sedang bermasalah ya, soalnya di sini nggak bisa", kurang lebih begitu isi sms tersebut. Aku balas smsnya "Iya di sini juga trouble", sambil bergumam dalam hati "Wah...kaya'nya koneksi internet yang trouble memang merata".

Seorang anak masuk ke warnet [langganan tetap, pemain Seal Online hahaha...], belum sempat dia duduk langsung aku sela, "Sek gak iso le, koneksine pedot" ["Masih belum bisa boy, koneksi internetnya putus"]. "Owh...", jawab dia sambil garuk-garuk kepala melangkah keluar warnet.

"Jamput...sampe' kapan iki" ["Brengsek, sampai kapan ini"], gumamku sambil mencoba nge-ping berbagai IP dan alamat web melalui command prompt. Hasilnya masih tetap saja, semuanya Request Time Out.

Baiklah, aku tunggu aja deh... pasrah saja. Ambil gitar, bakar rokok, genjrang-genjreng nggak karuan sambil nunggu koneksi internet kembali normal. Kurang lebih jam 12.15 WIB aku coba lagi, dan Alhamdulillah koneksi sudah kembali normal. Hati dan pikiran kembali adem, karena kegiatan mencari nafkah bisa dilanjutkan hehehe...

Segerombolan anak SMP masuk warnet. "Alhamdulillah rejeki datang", gumamku. Sesaat keadaan mulai normal seperti hari-hari kemarin, sampai kemudian Byar pet....!! "Mampus...!!", celotehku reflek. Hiyaaaa....listrik padam...!! Untuk memastikan keadaan, aku keluar rumah dan melihat meteran listrik, ternyata memang padam [hadooh...ampun].

Anak-anak yang sedang nge-net nggak sampai dari 30 menit itu pun saling menggerutu. Mereka langsung beranjak dari meja client dan membayar billing warnet, kemudian langsung bergegas pulang. Warnet kembali sepi.

10 menit kemudian listrik kembali menyala. "Halah...lelakon urip apa iki, listrik mati niate mung nggo ngusir client, aseeem..." [Halah...lelakon hidup apa ini, listrik padam kok niatnya cuma untuk mengusir client"], gerutuku. Hah...hari yang cukup menyiksa bathin [haiyah...] hahaha...

Hikmah hari ini : 1) Berlatih untuk meningkatkan kesabaran, 2) Pelayanan yang diberikan oleh negara kepada rakyat ternyata masih seperti dulu, belum ada perubahan yang berarti hehehe... PISS buat negaraku, ini hanya kritikan rakyat jelata yang bertujuan demi perbaikan kita semua [nasionalis banget alasannya hahaha...].


share on facebook

Sunday 9 May 2010

That's All

Ada beberapa temen yang bilang, "Ah...blog-mu kok cuma gitu?? Kurang asyik tuh, mbok ya dipermak dikit biar keren". "Wah...blog nya kok gelap?? nggak ada lampunya ya?"
Jawaban yang aku lontarkan cuma senyum aja "Hehehe...".

Konsep awal bikin blog memang bukan untuk keren-kerenan, bukan pula untuk mendapatkan pengunjung yang banyak. Konsep awal bikin blog memang cuma buat corat-coret seadanya. Yah...bisa dikatakan catatan pribadi saja [kalau pun nanti ada pengunjung dan membaca, itu merupakan sebuah nilai plus], jadi ya mohon maaf kalo blog ini sangat sederhana sekali [BSSS = Blog Sangat Sederhana Sekali] hahaha...

Mengutip kata-kata Mas Bejo, bahwasannya "MENULIS ADALAH SEBUAH EKSPRESI KEMERDEKAAN". Ya...aku setuju dengan kalimat tersebut, apapun isinya [entah menarik atau tidak, tapi bagiku jelas sangat menarik] aku akan tetap menulis, karena aku adalah orang merdeka, sehingga aku berhak menulis [eh...kok malah mbulet se] hahaha...

Intinya gini, blog ini hanya coretan isi hati, hanya sebuah ekspresi kemerdekaan, hanya sedikit catatan harian [bahasa kerennya diary] penulis yang akan penulis baca sendiri sambil tersenyum. Jika anda sebagai pengunjung menyempatkan diri untuk membacanya, aku ucapkan banyak terima kasih.
That's All.

[Buat temen-temen yang sudah memberikan kritik dan masukan, aku hargai dan aku ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Tapi aku lebih nyaman dengan kesederhanaan ini. Piss buat kalian semua]

share on facebook

Sunday 2 May 2010

Tut Wuri Handayani

Anak muda harus sekolah
Nggak boleh menganggur
Untuk bekal di masa depan
Biar besar nggak jadi preman
..............

[Petikan Lirik dari Lagu Slank - Tut Wuri Handayani di Album Minoritas]


Seperti kita ketahui bersama, bahwasannya setiap tanggal 02 Mei selalu diperingati sebagai "Hari Pendidikan Nasional". Ya...hari ini adalah tanggal 02 Mei, artinya hari ini kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Untuk itulah pada coretan kali ini saya akan menyampaikan cerita mengenai Pendidikan.

Apa itu pendidikan?? Menurut Wikipedia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Eh...kok malah mumet ya.. jadi sok ilmiah gini hahaha...
Saya ambil intinya aja deh. Intinya Pendidikan itu adalah suatu proses belajar mengajar, artinya ada yang belajar [biasanya disebut murid] dan ada yang mengajar [biasanya disebut guru]. Lalu apa tujuan dari Pendidikan?? menurut saya tujuannya tentu untuk menyalurkan ilmu dari sang guru kepada murid, agar murid menjadi tahu dan pintar biar kalo' sudah besar nggak jadi preman [halah...padahal banyak juga lho yang jenjang pendidikannya sudah tinggi buanget tapi kelakuannya masih kaya' preman] hahaha...

Apakah kasus seperti cerita di atas, itu pertanda ada yang salah dengan Pendidikan??
Mungkin... ya mungkin ada yang salah dengan yang sedang belajar, atau mungkin yang mengajar, atau mungkin sistem belajarnya atau mungkin malah dari ketiganya hehehe...

Baik, sekarang akan saya coba uraikan kesalahan yang MUNGKIN terjadi dalam Pendidikan [ini hanya pendapat pribadi lho] :
Kesalahan dari orang yang belajar. MUNGKIN si murid malas mengikuti pelajaran dari sang guru, atau MUNGKIN si murid merasa kaya, akhirnya beli pelajaran dari sang guru [sekali lagi BELI pelajaran bukan MENYERAP pelajaran], atau MUNGKIN si murid memang dasarnya ndablek gak ketulungan, akhirnya sang guru nyerah menularkan ilmunya. Yah kalo' kemungkinan-kemungkinan di atas terjadi, tidak heran kalo' si murid besarnya jadi preman.

Kesalahan orang yang mengajar. MUNGKIN sang guru kurang telaten dalam menularkan ilmunya, hingga si murid pun menyerap ilmu dengan setengah-setengah, atau MUNGKIN sang guru sebenernya kurang menguasai ilmu yang akan diajarkan alias kurang berkompeten, hingga akhirnya ilmu yang ditularkan pating pecothot kesana kemari nggak sampai pada tujuan.
Kalo' kemungkinan-kemungkinan di atas terjadi, ya bisa aja si murid besarnya jadi preman.

Kesalahan sistem belajarnya. MUNGKIN sistem belajar yang sangat mahal, hingga si murid nggak sanggup bayar, akhirnya nggak jadi belajar, atau MUNGKIN sistem belajarnya monoton gitu-gitu aja, cuma menawarkan pelajaran atau materi orang lain yang sak plek disampaikan oleh sang guru tanpa adanya inovasi dari sang guru, alhasil si murid males mengikuti pelajaran, atau MUNGKIN bayarannya sang guru kurang kali, akhirnya sang guru males mengajar alias mengajar seadanya hahaha....
Sekali lagi kalo' kemungkinan-kemungkinan di atas terjadi, tidak menutup kemungkinan si murid besarnya tetep jadi preman.

Okelah kalo' begitu. Bisa menceritakan kesalahan yang ada, otomatis harus bisa menceritakan solusinya biar seimbang. Betul??!! [Kiwil mode on] hahaha....
Menurut saya [banyak banget kata-kata "menurut saya", ya biar kalo' ada kesalahan saya bisa langsung diperingatkan, bukan begitu? hehehe]. Jadi gini :
Solusi biar si murid tekun belajar, sang guru juga nyaman mengajar, dan sistem belajar yang ada juga berjalan dengan lancar maka harus ada sinkronisasi yang bagus antar tiga komponen tersebut. Si murid harus sadar bahwasannya dirinya masih goblok dan benar-benar butuh ilmu serta bimbingan dari sang guru, si murid harus sadar bahwasannya dirinya terjun ke dunia pendidikan benar-benar karena mengharapkan ilmu bukan yang lain.
Sang guru juga harus sadar bahwasannya tanggung jawab menjadi seorang guru itu sangat besar, jadi harus benar-benar telaten dan mampu berinovasi hingga tercipta suasana belajar yang nyaman dan nggak monoton. Kalau sudah memutuskan untuk jadi guru harus jadi guru yang profesional, artinya benar-benar berkompeten dan menguasai bidangnya.
Secara sitemik, mbok ya biaya belajar itu dimurahkan, hingga akhirnya murid-murid yang niat walau keadaan ekonominya cekak bisa terus lanjut belajar. Bayaran guru juga mbok ya yang pantas, biar kesejahteraan guru terpenuhi yang pada akhirnya sang guru bisa mengajar dengan nyaman. Sistem belajar yang ada mbok ya jangan hanya mengajarkan suatu teori seseorang [artinya plek nyonto buku si A atau si B], tapi juga ditekankan bagaimana agar nantinya si murid bisa berwirausaha, artinya jika si murid nanti lulus bisa membuka lapangan kerja [masa' selama ini sistem pendidikan yang ada cuma banyak menghasilkan lulusan pencari kerja hehehe...]

Yah itulah mungkin sedikit coretan, cerita, dan celoteh untuk edisi kali ini, edisi "Hari Pendidikan Nasional". Saya hanya bisa berharap semoga mutu Pendidikan negeri ini bisa lebih baik lagi...lagi...dan lagi. Mohon maaf kalo' tulisannya pating pecothot dan kurang nyambung, maklum saya sudah ngantuk, kopi di cangkir juga sudah habis hahaha...
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih sebanyak dan sedalam-dalamnya kepada seluruh para guru di mana pun berada, khususnya kedua orang tua saya yang notabene keduanya adalah seorang Guru SD. Saya sangat bangga, karena engkaulah pahlawan pendidikan...!!


share on facebook

Guyonan Waton Muni Part I

Mohon maaf, kali ini saya sampaikan joke atau guyonan ala bahasa Jawa. Tujuannya tidak lain hanya ingin melestarikan bahasa Jawa. Bagi anda pembaca yang tidak atau kurang mengerti arti dan maksud guyonan ini, silahkan tanya saja kepada pihak berwajib [haiyah], kepada saudara, teman atau langsung menghubungi saya selaku penulis.

Sore-sore Cahbiroe karo Kangmaz leyeh-leyeh neng teras sinambi ngombe kopi ireng lan ngudud. Jagongan ngalor-ngidul banjur kelantur guyonan.

Karya Ilmiah
Cahbiroe : Kang, kowe wes tau ngadak'e eksperimen karya ilmiah durung?
Kangmaz : Durung je Cah, kowe wes tau pa?
Cahbiroe : Wes tau...!!
Kangmaz : Eksperimen apa kuwi?
Cahbiroe : Nggabungke 2 spesies tanduran dadi siji...!!
Kangmaz : Tanduran apa kuwi?
Cahbiroe : Kelapa karo tela
Kangmaz : Hasile dadi apa, Cah?
Cahbiroe : Gethuk...!!
Kangmaz : Dengkulmu mlocot kuwi...!!

Lampu
Kangmaz : Kowe reti ora gunane lampu?
Cahbiroe : Hayo nggo penerangan no, Kang
Kangmaz : Sak liyane kuwi?
Cahbiroe : Mbuh, lha nggo apa?
Kangmaz : Dimut..ndilalah lampu iki isa dimut...!!
Cahbiroe : Kok isa?
Kangmaz : Wingi bengi aku pas lewat neng omahe Kang Mo, bojone ngomong ngene
Kangmaz : "Wes Kang, lampune ndang dipateni mengko tak mute"
Cahbiroe : Hahaha...semprul...!!

Kelapa
Cahbiroe : Ana wong duwe anak papat sik siji luwe sik loro ngelak sik telu pengen tuku BH sik papat njaluk cawet
Cahbiroe
: Nanging dheweke mung duwe duit 1500 rupiah. Piye carane isa nuruti karepe anake kabeh?
Kangmaz
: Mung duit semana ya ora mungkin isa tho Cah
Cahbiroe : Isa wae...!!
Kangmaz
: Lha piye?
Cahbiroe : Tuku kelapa...!!
Cahbiroe : Kelapane di pangan ben ora luwe, banyune diombe tombo ngelak
Cahbiroe : Bathoke disigar dadi loro lan ditaleni nggo BH, terus sepete garek didondomi dadi cawet
Kangmaz : Wakakakakak, iya ya...!!

Vitamin
Kangmaz : Ponakanku sing cilik saiki kok sithik-sithik sering lara ya Cah
Cahbiroe : Wah kurang vitamin kuwi
Kangmaz : Kowe nduwe vitamin ora?
Cahbiroe : Komplit. Arep njaluk vitamin A, B, C, apa vitamin D?
Kangmaz : Sing endi wae..Ponakanku ora isa maca wae kok
Cahbiroe : Hiyaaaaa....

Tuku Kipas
Cahbiroe : Eh, aku sebagai konsumen arep komplain
Kangmaz : Komplain piye?
Cahbiroe : Wingi aku kan tuku kipas neng kowe, jaremu kipase awet, kuat
Cahbiroe : Nyatane dinggo 2 jam wae wes dha mrotholi
Kangmaz : Lha kowe nganggone piye?
Cahbiroe : Hayo dikipaske kaya umume nek nggawe kipas no
Kangmaz : Wah, yo kliru kuwi. Mestine ora ngana
Cahbiroe : Lha terus piye?
Kangmaz : Nek kepingin awet. Kipase mbok cekeli meneng neng ngarep raimu
Kangmaz : Njur sirahmu sing geleng-geleng... Hahahaha...
Kangmaz : Wes tak mulih sek [langsung minggat mulih]
Cahbiroe : Aseeem ii...

Wes berhubung Kangmaz mulih, guyonane dilanjut sesuk neh.

share on facebook