"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Monday 22 October 2012

Taman Nasional Baluran


05 September 2012 saya berkesempatan untuk mblakrak ke Taman Nasional Baluran yang terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Taman Nasional Baluran ini diisi oleh beberapa tipe vegetasi, antara lain hutan musim, hutan mangrove, dan sabana serta dihuni oleh beberapa jenis satwa dilindungi, antara lain Banteng (yang kemudian menjadi maskot Taman Nasional Baluran), Macan Tutul, Rusa, Kancil, Monyet, Ayam Hutan (Bekisar), Burung Merak dan aneka macam burung lainnya.

Saya berangkat bersama Dayat, teman saya yang kebetulan kerja dan kos di kota Situbondo. Kami berdua berangkat boncengan naik motor. Sekitar jam 10.00 WIB, kami mulai perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Peralatan yang dibawa antara lain, tas carrier berisi pakaian ganti (karena kami berencana untuk menginap), tenda dome, matras, jaket, senter, dan perlengkapan memancing. Di tengah perjalanan, kami berhenti sejenak untuk membeli bekal logistik (mie instan dan air). Kemudian perjalanan kami lanjutkan, dan finally kurang lebih jam 13.00 WIB kami pun sampai di Taman Nasional Baluran.

Suasana di Taman Nasional Baluran cukup sepi waktu itu, mungkin karena kami ke sini saat hari kerja, bukan saat liburan (lho, kalau hari kerja kenapa Dayat nggak kerja?? pssstt... bolos, brur. dilarang meniru adegan berbahaya ini, jika tetap memaksa ingin mencoba, do it at own risk). Kemudian kami masuk dan melapor di pos informasi untuk mengurusi perijinan. Sampai di pos, ternyata petugas yang mengurusi tiket masih makan siang, di sana kami ditemui oleh petugas jaga yang lain. Sambil mengamati keadaan sekitar, kami pun ngobrol-ngobrol dengan bapat petugas jaga tadi. Wah ternyata keadaan sekitar jauh berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Berdasarkan informasi dari bapak petugas jaga tadi, ternyata di Taman Nasional Baluran camping ground nya berada hanya beberapa meter dari pos informasi. Sementara di padang savana tidak diijinkan untuk mendirikan tenda, sebagai gantinya di sana sudah disediakan wisma oleh pihak Taman Nasional Baluran untuk menginap. Daann... yang lebih mengecewakan lagi, masih berdasarkan informasi dari bapak petugas jaga tadi, untuk saat ini sampai tanggal 21 September 2012, pengunjung kawasan Taman Nasional Baluran tidak diijinkan untuk menginap (baik mendirikan tenda, ataupun menginap di wisma) dikarenakan Taman Nasional Baluran masih kedatangan Tim Inspeksi dari Jakarta.
Melihat peralatan pancing yang kami bawa, bapak petugas jaga tadi juga bilang bahwa di pantai Bama (yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Baluran) pengunjung dilarang untuk memancing ikan yang ada di pantai Bama, karena itu termasuk kawasan konservasi. Waduh... kami bawa pancing sebenarnya kan juga dapat informasi dari internet kalau di pantai Bama boleh memancing, ternyata... informasi yang menyesatkan. Kamipun meminta maaf dan berjanji untuk tidak memancing. Sumpeee deee...

Setelah bapak petugas yang mengurusi tiket datang, kami langsung ijin dan membayar tiket masuk untuk 2 orang plus motor. Yah... biarlah walau sedikit kecewa dengan kondisi di lapangan, kami tetap masuk, itung-itung untuk menghilangkan rasa penasaran akan pemandangan alam savana Taman Nasional Baluran yang konon katanya mendapat julukan "Little Africa in Java".
Dari pos informasi menuju Bekol (padang savana) dengan menunggang motor diperlukan waktu kurang lebih setengah jam dengan menyusuri jalan makadam. Saat melintasi jalan menuju Bekol, beberapa kali kami menemukan titik api alias pohon-pohon yang terbakar, entah karena pengaruh kemarau atau sebab lain. Kami juga sempat berpapasan dengan petugas dari Taman Nasional Baluran yang berusaha memadamkan pohon-pohon yang terbakar. Beberapa saat kemudian, sampailah kami di Bekol. Wuaaw... pemandangannya gersang, panas, seolah-olah berada di Afrika (lebay). Setelah mengambil beberapa view foto, perjalanan segera kami lanjutkan ke Bama (pantai).

Begitu masuk ke area pantai Bama kata yang terucap pertama kali adalah "Sepi...!!" Yah namanya juga bukan musim liburan. Yang ada di area pantai hanya kumpulan monyet, dan 1 keluarga kecil yang sedang berlibur dan tampak asyik bermain pasir bersama anaknya yang masih kecil. Kami pun kemudian istirahat sejenak menikmati semilir angin pantai. Kemudian dilanjutkan dengan jalan-jalan di sekitar pantai yang memiliki pasir putih, pemandangan laut yang biru dengan ombak yang kecil. Setelah puas mengambil dokumentasi alias berfoto-foto ria, kembali kami istirahat menikmati pemandangan pantai yang menurut kami cukup indah dan terhitung masih bersih (jika dibandingkan dengan pantai lain yang sudah terkenal sebagai tujuan wisata). Kurang lebih jam 15.00 WIB, kami pun beranjak dari pantai Bama dan berencana kembali ke savana Bekol, untuk mengamati pemandangan Bekol saat senja.

Savana Bekol saat senja sungguh indah. Beberapa kumpulan rusa mulai menampakkan diri untuk minum dan bermanja di bawah senja matahari. Sementara padang savana bergoyang-goyang tertiup angin yang cukup kencang. Freedom... bebas lepas... itulah kesan yang saya tangkap. Kami juga sempat naik ke beberapa pos pantau yang ada di Bekol, menikmati kencangnya angin yang berhembus. Setelah puas menikmati senja di Bekol, kamipun langsung bersiap untuk kembali ke pos informasi, dan kembali ke kosannya Dayat.
Di saat perjalanan pulang, kami sempat mengobrol perihal nasib logistik kami (mie instan) yang sudah terlanjur kami beli, eman terlanjur beli logistik ternyata nggak jadi menginap. Akhirnya kami berdua memutuskan besok untuk melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen, agar kiranya logistik yang sudah terbeli tidak sia-sia dan bisa digunakan (halah, alasan yang terlalu mengada-ada). Yaaa... kami sepakat untuk kembali ke kosan untuk beristirahat dan besok pagi melanjutkan perjalanan menuju Kawah Ijen.

It's called "Little Africa in Java"

share on facebook

0 Komentar:

Post a Comment